Penulisan Paragraf untuk Membuat Karya ilmiah yang Baik dan Benar
Judul : Paragraf : Pengembangan Dan Implementasinya
Penulis : Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.
Drs. H. Yakub Nasucha, M.Hum.
Kota Terbit : Yogyakarta
Penerbit : Media Perkasa
Tahun Terbit : 2010
Tebal : xi + 191 Halaman
Harga : Rp. 50.000,00.
A. Sinopsis
Buku ini membahas tentang pembentukan paragraf yang baik dan benar sesuai dengan konteks. Pada hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi dan SMA berbeda dalam fungsinya, fungsi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA adalah : 1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, 2) sarana peningkatan pengetahuan dan ketrampilan berbahasa Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, 3) sarana peningkatan pengetahuan dan ketrampilan berbahasa Indonesia untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, 4) sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, dan 5) sarana pengembangan penalaran. Sedangkan di perguruan tinggi pembelajaran bahasa Indonesia hanya dominan untuk diarahkan pada ketrampilan menulis “writing skill” saja dalam upaya membuat karya ilmiah / skripsi.
Paragraf tidak terlepas dari teks dan wacana. Teks adalah bahasa yang berfungsi dan wacana adalah pembicaraan yang mengandung pesan dan makna. Pesan disampaikan dapat berbentuk lisan , seperti pidato, khutbah, dan ceramah, sedangkan pesan yang berbentuk tulisan, misalnya skripsi, tesis, disertasi, makalah, artikel, dan esai.dalam pesan yang berbentuk tulisanlah yang bisa dibuat paragraf. Karena diketahui tanda baca dan paragraf, sedangkan bentuk lisan tidak bisa dibuat paragraf karena dalam pembicaraan sulit untuk diketahui jumlah paragraf yang disampaikan antara paragraf satu dengan paragraf yang lain.
Penulisan paragraf pada hakikatnya selalu menjorok kedalam pada awal kalimat dalam setiap paragraf harus mempunyai kalimat topik, baik diawal paragraf, tengah paragraf, akhir paragraf maupun awal-akhir paragraf. Susunan kalimat dalam paragraf berkaitan dengan alur pikir penyusunan kalimat. Ada susunan kalimat yang runtut (linier) dan ada pula yang tidak runtut (tidak linier). Penulisan suatu paragraf untuk menjadi wacana harus mempunyai kohesi dan koherensi. Kohesi adalah perangkat analisis untuk dapat memahami wacana secara utuh. Disini dijelaskan paragraf ada tiga : paragraf pembuka, penghubung, dan penutup.
Penulisan paragraf yang baik harus melalui tiga macam persyaratan, yaitu kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Kesatuan adalah bahwa dalam setiap paragraf harus memiliki satu gagasan pokok. Kepaduan adalah setiap paragraf umumnya terdiri paling tidak sepuluh kalimat dan kalimat-kalimat tersebut harus memiliki kepaduan yang dibangun dari kalimat topik. Kelengkapan adalah kalimat-kalimat dalam paragraf harus bisa menjelaskan kalimat topic itu sendiri .
B. Kelebihan
Bahasa penulisan yang digunakan mudah dipahami dan sangat membantu bagi mahasiswa, guru, dosen, dan pakar bahasa dalam meningkatkan keterampilan menulis paragraf hingga akhirnya menjadi wacana yang diinginkan.
C. Kelemahan
Perubahan suatu penelitian selalu bisa terjadi mengikuti perkembangan, buku ini masih perlu perbaikan, dalam analisis banyak menggunakan istilah atau lambang yang sulit untuk dipahami pembaca.
Paragraf tidak terlepas dari teks dan wacana. Teks adalah bahasa yang berfungsi dan wacana adalah pembicaraan yang mengandung pesan dan makna. Pesan disampaikan dapat berbentuk lisan , seperti pidato, khutbah, dan ceramah, sedangkan pesan yang berbentuk tulisan, misalnya skripsi, tesis, disertasi, makalah, artikel, dan esai.dalam pesan yang berbentuk tulisanlah yang bisa dibuat paragraf. Karena diketahui tanda baca dan paragraf, sedangkan bentuk lisan tidak bisa dibuat paragraf karena dalam pembicaraan sulit untuk diketahui jumlah paragraf yang disampaikan antara paragraf satu dengan paragraf yang lain.
Penulisan paragraf pada hakikatnya selalu menjorok kedalam pada awal kalimat dalam setiap paragraf harus mempunyai kalimat topik, baik diawal paragraf, tengah paragraf, akhir paragraf maupun awal-akhir paragraf. Susunan kalimat dalam paragraf berkaitan dengan alur pikir penyusunan kalimat. Ada susunan kalimat yang runtut (linier) dan ada pula yang tidak runtut (tidak linier). Penulisan suatu paragraf untuk menjadi wacana harus mempunyai kohesi dan koherensi. Kohesi adalah perangkat analisis untuk dapat memahami wacana secara utuh. Disini dijelaskan paragraf ada tiga : paragraf pembuka, penghubung, dan penutup.
Penulisan paragraf yang baik harus melalui tiga macam persyaratan, yaitu kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Kesatuan adalah bahwa dalam setiap paragraf harus memiliki satu gagasan pokok. Kepaduan adalah setiap paragraf umumnya terdiri paling tidak sepuluh kalimat dan kalimat-kalimat tersebut harus memiliki kepaduan yang dibangun dari kalimat topik. Kelengkapan adalah kalimat-kalimat dalam paragraf harus bisa menjelaskan kalimat topic itu sendiri .
B. Kelebihan
Bahasa penulisan yang digunakan mudah dipahami dan sangat membantu bagi mahasiswa, guru, dosen, dan pakar bahasa dalam meningkatkan keterampilan menulis paragraf hingga akhirnya menjadi wacana yang diinginkan.
C. Kelemahan
Perubahan suatu penelitian selalu bisa terjadi mengikuti perkembangan, buku ini masih perlu perbaikan, dalam analisis banyak menggunakan istilah atau lambang yang sulit untuk dipahami pembaca.
Seharusnya buku lebih bisa disederhanakan lagi dan dalam analisis menggunakan metode yang lebih dapat dipahami oleh pembaca. Bagi pembaca dengan selalu belajar dan berlatih dalam membuat paragraf hingga menjadi sebuah wacana pada akhirnya kita akan mudah bagi kita untuk membuat karya ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar