TITLE

tengkorak

Senin, 09 Juli 2012

Tugas Akhir Membaca Komprehensif


Penulisan Paragraf untuk Membuat Karya ilmiah yang Baik dan Benar

Judul : Paragraf : Pengembangan Dan Implementasinya
Penulis    : Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.
                  Drs. H. Yakub Nasucha, M.Hum.
Kota Terbit         : Yogyakarta
Penerbit              : Media Perkasa
Tahun Terbit      : 2010
Tebal                   : xi + 191 Halaman
Harga                  : Rp. 50.000,00.


A.    Sinopsis
     Buku ini membahas tentang pembentukan paragraf yang baik dan benar sesuai dengan konteks. Pada hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi dan SMA berbeda dalam fungsinya, fungsi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA adalah : 1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, 2) sarana peningkatan pengetahuan dan ketrampilan berbahasa Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, 3) sarana peningkatan pengetahuan dan ketrampilan berbahasa Indonesia untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, 4) sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, dan 5) sarana pengembangan penalaran. Sedangkan di perguruan tinggi pembelajaran bahasa Indonesia  hanya dominan untuk diarahkan pada ketrampilan menulis “writing skill” saja dalam upaya membuat karya ilmiah / skripsi.
     Paragraf tidak terlepas dari teks dan wacana. Teks adalah bahasa yang berfungsi dan wacana adalah pembicaraan yang mengandung pesan dan makna. Pesan disampaikan dapat berbentuk lisan , seperti pidato, khutbah, dan ceramah, sedangkan pesan yang berbentuk tulisan, misalnya skripsi, tesis, disertasi, makalah, artikel, dan esai.dalam pesan yang berbentuk tulisanlah yang bisa dibuat paragraf. Karena diketahui tanda baca dan paragraf, sedangkan bentuk lisan tidak bisa dibuat paragraf karena dalam pembicaraan sulit untuk diketahui jumlah paragraf yang disampaikan antara paragraf satu dengan paragraf yang lain.
     Penulisan paragraf pada hakikatnya selalu menjorok kedalam pada awal kalimat dalam setiap paragraf harus mempunyai kalimat topik, baik diawal paragraf, tengah paragraf, akhir paragraf maupun awal-akhir paragraf. Susunan kalimat dalam paragraf berkaitan dengan alur pikir penyusunan kalimat. Ada susunan kalimat yang runtut (linier) dan ada pula yang tidak runtut (tidak linier). Penulisan suatu paragraf untuk menjadi wacana harus mempunyai kohesi dan koherensi. Kohesi adalah perangkat analisis untuk dapat memahami wacana secara utuh. Disini dijelaskan paragraf ada tiga : paragraf pembuka, penghubung, dan penutup.
     Penulisan paragraf yang baik harus melalui tiga macam persyaratan, yaitu kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Kesatuan adalah bahwa dalam setiap paragraf harus memiliki satu gagasan pokok. Kepaduan adalah setiap paragraf umumnya terdiri paling tidak sepuluh kalimat dan kalimat-kalimat tersebut harus memiliki kepaduan yang dibangun dari kalimat topik. Kelengkapan adalah kalimat-kalimat dalam paragraf harus bisa menjelaskan kalimat topic itu sendiri .
B.    Kelebihan
     Bahasa penulisan yang digunakan mudah dipahami dan sangat membantu bagi mahasiswa, guru, dosen, dan pakar bahasa dalam meningkatkan keterampilan menulis paragraf hingga akhirnya menjadi wacana yang diinginkan.

C.    Kelemahan
     Perubahan suatu penelitian selalu bisa terjadi mengikuti perkembangan, buku ini masih perlu perbaikan, dalam analisis banyak menggunakan istilah atau lambang yang sulit untuk dipahami pembaca. 
     Seharusnya buku lebih bisa disederhanakan lagi dan dalam analisis menggunakan metode yang lebih dapat dipahami oleh pembaca. Bagi pembaca dengan selalu belajar dan berlatih dalam membuat paragraf hingga menjadi sebuah wacana pada akhirnya kita akan mudah bagi kita untuk membuat karya ilmiah.


   
   

Kamis, 07 Juni 2012


EFEKTIFITAS KELAS PENDAMPINGAN DALAM
UPAYA MENGATASI PROBLEM BELAJAR
DENGAN PENDEKATAN INKLUSIF

Sumantri dan Siti Badriyah
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK
Konsep pendidikan inklusif di SD plus Al Firdaus dilaksanakanoleh kelas pendampingan. Kelas pendarnpingan ditangani oleh SDMyang terdiri dari guru khusus, Okupasi Terapi (OT) dan psikolog. Merekabekerja sama dengan komponen sekolah untuk memberikan layanansecara khusus kepada anak yang membutuhkan. Untuk mempermudahdalam memberikan pelayanan kepada anak yang mengalami problembelajar, maka anak dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu anak yangmengalami kesulitan belajar, hambatan belajar dan lamban belajar.Masing-masingjenis akan mendapatkan program layanan secara khusus.Kelas pendampingan agar berfungsi secara efektif dan efisienmensyaratkan rumusan standar sebagai berikut; rumusan tujuan yangjelas, sasaran, target, mekanisme kerja, program pelayanan khusus yang diberikan. SDM. Sarana prasarana dan batasan pelaksanaan program.

Kata Kunci: kelas Pendamping, problem belajar, pendekatan inklusif.
Sumber : http://eprints.ums.ac.id/1467/1/7._SUMANTRI.pdf

Reproduksi :

            SD Al Firdaus menggunakan konsep pendidikan inklusif yang dilaksanakan oleh kelas pendampingan yang ditangani oleh guru khusus, okupasi terapi (OT) dan psikolog. Mereka bekerjasama dengan komponen sekolah untuk memberikan layanan secara khusus kepada anak yang membutuhkan. Anak yang mengalami problem belajar dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu anak yang menalami kesulitan belajar, hambatan belajar dan lamban belajar. Dalam hal ini masing-masing jenis anak akan mendapatkan  program layanan secara khusus. Layanan khusus ini dimaksudkan agar kelas pendampingan berjalan dan berfungsi dengan efektif dan efisien. Standar  rumusan yang digunakan yaitu : pertama rumusan tujuan yang jelas, kedua sasaran pembelajaran target yang ingin dicapai, mekanisme kerja, program layanan khusus yang ingin diberikan. Sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana, dan batasan pelaksanaan program pembelajaran.

Kata Kunci: kelas Pendamping, problem belajar, pendekatan inklusif.

Rabu, 14 Maret 2012

Bunyi Bahasa dan Suara


Bunyi Bahasa dan Suara
1. Bunyi Bahasa
Bunyi bahasa adalah bunyi yang menjadi perhatian para ahli bahasa. Bunyi bahasa ini merupakan sarana komunikasi melalui bahasa dengan cara lisan. Dalam pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor utama yang terlibat, yaitu (1) sumber tenaga, (2) alat ucap penghasil getaran, dan (3) rongga pengubah getaran. (http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Bunyi).Contoh :
  • Pengumpul barang bekas menawarkan jasanya dengan berkata " rosok,rosok......" (kata "rosok,rosok....." termasuk bunyi bahasa).
  • Seorang penjual cilok menawarkan ciloknya dengan berkata "cilok'e...cilok'e......" (kata  "cilok'e...cilok'e......" termasuk bunyi bahasa).
  • Seorang penjual sate menawarkan satenya dengan berkata "te...sate..."(kata "te...sate..." termasuk bunyi bahasa).
2. Suara
Suara adalah sesuatu yang dihasilkan oleh getaran yang berasal dari benda yang mengalami getaran sehingga menghasilkan gelombang yang berada diudara.(http://topankuncoro.com/artikel/pengertian-suara-atau-definisi-suara.html )Contoh :

  • Seorang penjual es dong-dong menawarkan daganganya dengan membunyikan gong yang bersuara  dong...dong..dong (bunyi "dong....dong...." digolongkan sebagai suara).
  • Bunyi peluit dalam morse yang digunakan pada kegiatan pramuka digolongkan sebagai suara.
  • Bunyi klakson yang digunakan pengendara sepeda motor digolongkan sebagai suara.

Minggu, 11 Maret 2012

Resume


NAMA            : AGUNG LAWU SANYOTO
NIM                : A310110021
KELAS           : 2A

Resume Dari Buku      :

Judul Buku      : Linguistik Umum
Pengarang       : Abdul Chaer
Tahun Terbit    : 2003
Kota Terbit      : Jakarta
Penerbit           : Rineka Cipta

Linguistik Umum

A.    Pengertian Bahasa
Bahasa adalah system lambing bunyi yang arbriter yang digunakan oleh para kelompok anggota social untuk bekerja sama berkomunikasi mengidentifikasi diri.
B.      Hakikat Bahasa
1.      Bahasa sebagai system.
Bahasa terdiri dari unsure-unsur atau komponen-komponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu , dan membentuk suatu kesatuan.
2.      Bahasa sebagi lambang.
Lambang dengan berbagi seluk beluknya dikaji orang dalam kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yang disebut ilmu semiotika, atau semiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk bahasa.
3.      Bahasa adalah bunyi.
Menurut Kridalaksana (1983 : 27) bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara.
Bunyi bahasa atau bunyi ujaran adalah suatu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang didalam fonetik diamati sebagai “fon” dan didalam fonemik sebagai “fonem”.
4.      Bahasa itu bermakna.
Oleh karena lambang-lambang itu mengacu pada suatu konsep ide atau pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna.
5.      Bahasa itu arbriter.
Kata arbriter sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, makna suka. Yang dimaksud dengan istilah arbriter  itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau lambang bahasa tersebut.
6.      Bahasa itu konvensional.
7.      Bahasa itu produktif.
8.      Bahasa itu unik.
9.      Bahasa itu universal.
10.  Bahasa itu Dinamis
11.  Bahasa itu Bervariasi
12.  Bahasa itu Manusiawi